Ilusi yang nyata

Assalamualaikum.
Kali ini Saya akan menuliskan sebuah cerita bersambung. Cerita ini hanya fiktif belaka. Untuk kesamaan nama atau peristiwa dalam cerita harap dimaklumkan. oke langsung aja.

Part 1 (Malam dengan lala)   
   
Sore ini aku sedang duduk disebuah bangku taman. Akhir akhir ini tempat ini menjadi tempat favoritku untuk menghilangkan kebosanan. Sekaligus tempat untuk kabur dari ocehan orang tuaku yang menyuruhku cepat cepat mencari pekerjaan.    
   
Oiya sebut saja namaku Ragil. Seorang pengangguran tampan banyak acara. Iya benar. Aku memang banyak acara. Walaupun aku pengangguran. Tapi aku tidak mau disamakan dengan penganggurang pengangguran diluar sana yang sudah pengangguran, juga tidak punya acara. Hehehe   
   
Sebenarnya bukan salahku 100% aku menjadi pengangguran. Karena sudah berkali kali aku melamar pekerjaan. Namun berkali kali juga aku tidak diterima. Usaha, doa, ikhtiar telah ku lakukan. Namun sampai saat ini aku masih menganggur. Mungkin memang belum saatnya?    
   
Tak terasa langit sore mulai menggelap, cepat cepat aku pulang kerumah. Sampai rumah, tak kudapati seorang pun didalamnya.    
   
Pukul 20.00   
Orang orang rumah belum ada yang pulang.   
Perutku terasa lapar. Dan tak ada makanan di dapur. Baiklah sepertinya aku harus makan diluar. Ku telpon temanku.    
   
tut tut tut crek   
   
“Halo?” Ucapnya    
“Oyy temenin gua yuk.” Ucapku   
“Kemana?”    
“Cari makan. Laper nih.”    
“Oke deh gua juga belum makan, yaudah bentar gua siap siap.”   
“Oke langsung kerumah gua aja kalo udah siap.” Ucapku mengakhiri telpon.   
   
Ku ambil jaketku dari lemari sambil menunggunya bersiap siap.   
Oiya temanku ini sebenarnya adalah tetanggaku. Dia berbeda hanya dua rumah dari rumahku hehehe. Oiya dia seorang wanita lho. Dia ini cantik. Tapi jomblo heheh.    
   
“Assalamualaikum ragil ragil.”   
   
Nah sampai juga dia. Ku keluar dari rumahku dia telah siap didepan rumahku.    
   
“Cari makan dimana nih gil?”    
“Pujasera aja la.” Ucapku   
“Oke deh. Yuk berangkat!!”   
   
Kami pergi menuju pujasera dekat tampat ku tinggal.   
   
Tetanggaku ini namanya lala. Temanku dari kecil. Dulu juga sempat udah mandi bareng. Tapi waktu kecil. Sekarang mah dia gamau hehehehe. Dia ini belasteran. Iya bener. Belasteran, Ibunya jawa Ayahnya Manado hehehe.    
   
Kami pun sampai. Ett pasti kalian berpikir mengapa pengangguran sepertiku sok sokan makan diluar. Jangan salah walaupun aku pengangguran, tapi aku punya usaha kecil kecilan dengan teman temanku. Tapi usahanya rahasia. Pokonya cukup deh untuk makan doang mah.    
   
“Duduk tempat biasa aja ya la.” Ucapku   
“Sip. Ikut aja gua mah.” Ucapnya   
   
Kami pun memesan makanan. Aku memesan sate padang. Sementara lala hanya memesan Roti ice cream rasa green tea.   
   
Kami memang biasa menghabiskan waktu bersama. Setidaknya satu minggu sekali. Kalau bukan aku yang mengajak. Maka lala pasti yang akan mengajakku.    
Hubungan kami memang tak lebih dari sekedar teman. Mungkin bisa dibilang sahabat. Tapi bukan tidak mungkin jika nanti kami malah berjodoh bukan ? Hehehe   
   
Setelah puas ngobrol dan makan, kami pulang.    
Saat ku tiba dirumah, semua orang rumah telah kembali.    
Ku rasa cukup kegiatanku hari ini. Aku pun pergi tidur.   
   
“Semoga hari esok lebih indah.” Ucapku dalam hati.


Part 2

Komentar

Anonim mengatakan…
Casinos | Casino site with great sign-up bonuses
Casino site with great sign-up bonuses · Bet365 Casino · LeoVegas Casino · Bovegas Casino luckyclub.live · Mr Green Casino · Slots Casino · Play for Free · Microgaming Casino · Mr

Postingan populer dari blog ini

Chord Rindu Sendiri Iqbaal Ramadhan (Ost Dilan 1990)

Jimi Hendrix